TEKNIK PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di perguruan tinggi. karya ilmiah ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi. Karya ilmiah juga suatu tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, studi pustaka, penyebaran angket, wawancara ataupun dari pengalaman.
Kita sebagai mahasiswa sangat dianjurkan untuk mengetauhi pengertian karya ilmiah itu sendiri dan tata cara penulisan prosedur laporan karya ilmiah. Oleh karena itulah penulis akan membahas tentang hal–hal yang berkaitan tentang karya ilmiah agar mahasiswa mampu membuat karya ilmiah yang baik dan benar.
Dalam membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata cara merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan cara memilih judul, beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya tulis. Di sini akan dijelaskan tentang itu semua.
1.2  Permasalahan
1.2.1 Bagaimana defenisi karangan ilmiah?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis karangan ilmiah?
1.2.3 Apa manfaat karangan ilmiah?
1.2.4 Bagaimana sikap dalam karangan ilmiah?
1.2.5 Kapan waktu penyusunan karangan ilmiah, jadwal kegiatan.
1.2.6 Bagaimana langkah-langkah penyusunan karanan ilmiah?
1.2.7 Bagaimana tata tertib dalam karangan ilmiah?

1.3 Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :
a. Mengetahui defenisi karangan ilmiah.
b. Jenis-jenis karangan ilmiah.
c. Manfaat karangan ilmiah.       
d. Sikap Ilmiah.                      
e. Waktu penyusunan karangan ilmiah, jadwal kegiatan.
f. Langkah-langkah penyusunan karangan ilmiah.
g. Tata tertib karangan ilmiah.

1.4  Metode Penelitian
a. Melalui contoh karya ilmiah yang sudah ada.
b. Melalui internet.

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut  metodologi penulisan yang baik dan benar. Ciri khusus karangan ilmiah itu harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Karangan ilmiah harus bersifat objektif bukan subjektif harus menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah baku bahasa Indonesia, serta disusun secara sistematis, dan setiap bagian-bagiannya harus saling mendukung dan koheren.
2.2  Jenis-jenis Karya Ilmiah

a. Laporan
Laporan adalah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
b. Makalah
Makalah adalah suatu karya yang ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan.
c. Skripsi
Skripi adalah suatu karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
d. Tesis
Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertangungjawab dalam bidang studi tertentu.
e. Disertasi
Disertasi adalah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas. Penulisan desertasi ini di bawah bimbingan promotor atau dosen yang berpangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
f. Resensi
Resensi adalah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif, sehingga masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.
g. Kritik
Kritik berasal dari bahasa Yunani kritikos yang berarti `hakim’. Kritik sebagai bentuk karangan berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.
h. Esai
Esai adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya adalah apa yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.
i. Artikel ilmiah
Artikel ilmiah adalah suatu artikel yang dapat ditulis secara khusus, dapat pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
j. Kertas kerja
Adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam.
2.3 Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
  • Memperoleh kepuasan intelektual.
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

2.4  Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
a, Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
d. Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.



e. Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
g. Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

2.5  Waktu Penyusunan Karya Ilmiah
Waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan suatu karangan ilmiah berbeda-beda, tergantung pada luas atau sempitnya masalah yang dikaji. Pengalokasian waktu dibutuhkan supaya kita dapat bekerja secara sistematis sesuai dengan prosedural dan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu kita harus membuat jadwal kegiatan yang harus dipatuhi.

2.6 Jadwal kegiatan
Penyusunan jadwal kegiatan merupakan rencana kerja yang berisikan tahap-tahap yang harus ditempuh dalam penyusunan karangan ilmiah. Penyusunan jadwal kegiatan ini harus disesuaikan dengan jenis karangan ilmiah yang akan disusun tersebut. Supaya karangan itu selesai pada waktunya jadwal yang telah dibuat atau diperkirakan harus dipatuhi.
Perhatikan contoh jadwal kegiatan berikut!




        No.

                                   Kegiatan
Bulan ke
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Persiapan








2
Pengumpulan Data








3
Pengorganisasian








4
Pengonsepan








5
Pengetikan Penyajian








6
Pemeriksaan/ Penyuntingan










2.7  Langkah-langkah Penyusunan Karangan Ilmiah
2.7.1 Persiapan
            Pada tahap persiapan, seorang penulis harus memilih dan menentukan topik atau masalah yang akan dibahas, dikenali, kemudian membuat kerangka karangannya.
a. Pemilihan topik (masalah)                
Dalam pemilihan topik ini, penulis lebih baik menulis suatu masalah atau topik yang menarik perhatiannya dengan pokok-pokok persoalan yang benar-benar diketahuinya. Hal itu jauh lebih baik daripada ia menulis masalah atau pokok-pokok yang tidak diketahuinya sama sekali. Sehingga sasaran dan sifat objektif yang ingin diperoleh tidak dapat terpenuhi yang pada akhirnya karangan ilmiah tersebut tidak dapat dibuktikan atau diuji keobjektifannya.
b. Pembuatan kerangka karangan
Dalam kerangka karangan harus ditentukan dahulu judul skripsi, makalah, atau laporan penelitian, judul bab dan judul anak bab. Judul bab dan anak bab menjadi sub bab, penulis kemudian menuangkannya ke dalam kerangka karangan. Kerangka karangan inilah yang dijadikan sebagai pijakan bekerja sehingga tidak terjadi penganalisaan yang tumpang tindih. Meskipun demikian, kerangka karangan ini juga dapat diubah susunannya bila ditemukan bagian-bagian yang perlu ditambah atau dikurangi sewaktu proses penganalisaannya. Berikut contoh kerangka karangan.
ANALISIS BAHASA KARIKATUR
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1    PENDAHULUAN
               1.1     Latar Belakang dan Masalah
                         1.1.1   Latar Belakang
                         1.1.2   Masalah
                1.2     Ruang Lingkup Permasalahan
                1.3     Landasan Teori
                1.4     Tujuan dan Manfaat Penelitian
                          1.4.1   Tujuan Penelitian
                          1.4.2   Manfaat Penelitian
                1.5     Metode dan Teknik Penelitian
                1.6     Populasi dan Sampel
                          1.6.1   Populasi
                          1.6.2   Sampel
BAB II    BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA MASSA
                2.1     Bahasa Indonesia Baku dan Non Baku
                          2.1.1   Bahasa Indonesia Baku        
                          2.1.2   Bahasa Indonesia Non Baku
                2.2     Bahasa Indonesia Pers
                2.3     Bahasa Karikatur
                          2.3.1   Motivasi Karikatur
                          2.3.2   Bentuk Karikatur
                          2.3.3   Sifat Teks Karikatur
                          2.3.4   Perbandingan Macam-macam Karikatur
BAB III   ANALISIS BAHASA KARIKATUR
                3.1     Analisis Makna
                3.2     Analisi Medan Makna
                3.3     Analisis Komponen Makna
                3.4     Analisis Kombinatorial
                3.5     Analisis Struktur Bahasa Karikatur
                          3.5.1   Subjek
                          3.5.2   Predikat
                          3.5.3   Objek
                3.6     Analisis Percakapan
                3.7     Persoalan dan Non Baku dalam Bahasa Karikatur
BAB IV   KESIMPULAN DAN SASARAN
                4.1     Kesimpulan
                4.2     Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

2.7.2 Pengumpulan data
Dalam tahap ini, penulis harus giat mencari informasi dari kepustakaan mengenal hal-hal yang ada relevansinya dengan judul yang dibuat. Penulis juga harus mencari buku-buku sumber. Jika metode penelitian yang digunakan adalah studi lapangan, maka penulis harus mencari data dari lapangan tempat penelitian yang dipilih penulis. Pengumpulan data di lapangan dapat dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, eksperimen, pencatatan atau rekaman.

2.7.3 Pengorganisasian/pengonsepan
Apabila data yang dibutuhkan sudah terkumpul dan mencukupi, penulis harus menyeleksi dan mengorganisasikan data tersebut. Data itu harus digolong-golongkan menurut jenis, sifat, unsur, dan bentuknya. Dalam hal ini, penulis harus jeli menentukan data yang akan dibicarakan lebih dahulu dan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Setelah itu, datanya diolah dan dianalisis dengan teknik yang sudah ditentukan. Dari sini penulis sudah pula menentukan yang menjadi populasi dan sampel penelitian.

2.7.4 Pemeriksaan/penyuntingan
Pemeriksaan dan penyuntingan suatu konsep mencakup pemeriksaan karangan dan cara penyajian serta menyunting bahasa yang digunakan. Karena itu, bahasa atau kata yang dipakai dalam karangan ilmiah harus menjauhi pemakaian kata-kata yang bermakna konotasi dan ambigu.

2.7.5 Pengetikan/penyajian                                           
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengetikan atau pengeditan itu yakni, penataan unsur-unsur yang tercantum kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, dalam daftar isi, daftar pustaka, dan sebagainya. Jadi, selain dari segi ilmiah dalam karangan ilmiah yang harus ditulis menurut kaidah bahasa baku, juga harus memperhatikan segi keindahan atau artistik, baik bahasa yang digunakan maupun penampilannya.

2.8 Tata Tertib Karangan Ilmiah
2.8.1 Tata Cara Menulis Prosedur Laporan Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah antara lain:
a. Jenis dan Ukuaran Kertas.
Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran A4(21x29,7cm).
b. Margin Pengetikan.
     Pada setiap lembar kertas karya ilmiah, yang boleh digunakan untuk pengetikan hanya satu muka (halaman), tidak diperbolehkan bolak balik (dua muka/halaman).
     Skripsi, tesis dan disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas (margin) yang harus    dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada tepi kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab.
Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri (left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab juga 3 cm.
Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom margin) yang harus dikosongkan masing-masing adalah 3 cm, baik untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin maupun huruf arab.
Pada setiap alenia (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari garis margin.
c. Penulisan dan Pemenggalan Kata
Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata baik diawal maupun diakhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf, contohnya: mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.
Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh dipenggal. Sementara bila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan singkatan, pemenggalan boleh dilakukan seperti 10 kilometer, 15.000 rupiah, dan sebagainya.
Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keselurruhan (lengkap) seperti: R.A. (dipisahkan dari) Kartini, H.A (dipisahkan dari) Salim.
Dalam tulisan arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan angka, contohnya: “Rata-rata warga Bengkalis makan tiga kali sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 2 jam”.
Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan desimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan harus ditulis dengan angka, contoh: 10%, 19 September 1985, Rp. 12.000, Jalan Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon 085278814442, 0.18, 7 km.
Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu, susunan kalimat harus diubah, kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing termasuk kata yang berasal dari daerah yang bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia, diketik miring (italic). Sementara nama-nama asing seperti nama lembaga, tidak diketik miring, contoh: World Health Organization, Rabitah al-Alam al-Islamy.
Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialih aksarakan, contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nur Khalis Majid, Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum, Fazlur Rahman bukan Fadl al-Rahman.
d. Sistem Penomoran
Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya. Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil digati dengan abjad arab.
Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka latin, ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab nomor halamannya berupa angka arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-BAB selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-halaman yang disebut terakhir ditempatkan ditengah bagian bawah (bottom center) halaman sebagaimana nomor halaman pada bagian awal. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.
Nomor pada BAB ditulis dengan angka romawi besar, seperti BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya diletakkan ditengah (center) diatas judul BAB untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, sedangkan untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab, bab itu ditulis penuh dengan huruf.
Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab dan seterusnya digunakan kombinasi angka dan huruf latin. Dengan demikian untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin sistem penomoran adalah sebagai berikut: angka romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital latin untuk sub bab, angka arab untuk sub bab dan seterusnya.
Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru. Karena itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan lengkap.
e. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja).
f. Kutipan tidak Langsung dari Buku atau Artikel
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan dan parafrase.


g. Penulisan Catatan kaki ( Foot Note)
Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi. Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau tulisan (ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk. Untuk penanda halaman digunakan huruf h.
Jika sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya hanya mencantumkan kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama dipakai kembali setelah disela sumber tulisan lain, maka nama penulis (boleh dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan (ditulis miring, boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman saja, yang harus ditulis. Jika penulis yang sama menulis karya yang berbeda, maka prosedur awal diulang kembali.

h. Penulisan Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.




2.8.2 Format Penulisan Bagian Permulaan
            Penyusunan laporan karya ilmiah umumnya terdiri dari berbagai bagian berupa bab-bab dan setiap babnya dibagi dalam sub bab, pembagiannya dilakukan sesuai dengan keperluan dan kebutuhan dalam penjabarannya. Pada umumnya skripsi terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup.
a. Bagaian awal
(i) Halaman Sampul.
(ii) Lembar logo.
(iii) Halaman judul.
(iv) Lembar persetujuan pembimbing dan Lembar persetujuan dan pengesahan.
(v) Abstrak ( untuk tensis perlu ditambahkan Abstrak dalam bahasa Inggris ).
(vi) Kata pengantar.
(vii) Daftar Isi.
(viii) Daftar Tabel.
(ix) Daftar Gambar.
(x) Daftar lampiran.
b. Bagian naskah (isi)
Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu
sebagai berikut:
(i) Pendahuluan,
(ii) kajian teori,
(iii) Objek penelitian,
(iv) Analisis data (pembahasan), dan
(v) Penutup.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kita dapat mengetahui teknik penyusunan karangan ilmiah sehingga dapat mempermudah  kita membuat karangan ilmiah seperti skripsi, desertasi dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Suatu karangan ilmiah dapat diselesaikan dengan mengikuti prosedur dan teknik pembuatannya. Setelah membaca karya tulis ini, semoga setiap orang dapat mengetahui teknik pembuatan karya ilmiah.














BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                       
http://id.shvoong.com/how-to/writing/2222452-pengertian-ciri-dan-syarat-karya.html.
http://Simanjuntak, arif Sharon.blogspot.com.                                             



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal & Penyelesaian Rekonsiliasi Bank

contoh jadwal kegiatan study tour